THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Ingat!!!!

Janganlah manfaatkan negaramu untuk hidupmu, tapi abdikanlah hidupmu untuk negaramu!!!

WASPADA !!!!

JADILAH KHALIFAH BAGI DIRIMU SENDIRI.

JANGAN PERNAH PERCAYA KEPADA SIAPAPUN BAHKAN KEPADA BANGSA DAN NEGARAMU SEDIRI, TAPI PERCAYALAH KEPADA TUHAN DAN AGAMAMU SERTA APA YANG DIPERINTAHKAN.

Minggu, 08 Juni 2008

Sejenak Mengingatkan Manusia pada Perbuatannya

Manakah yang benar, “Cinta itu seks” ataukah “Seks itu cinta” ?

Wacana tersebut saya ulas karena melihat kenyataan pahit yang ada di masyarakat tentang degradasi moral masyarakat, khususnya pada kaum muda.

Dan inilah pendapat saya.

“Cinta itu seks” pernyataan ini mengandung makna bahwa semua yang berhubungan dengan cinta adalah seks dan cinta berarti seks. Ini ada benak pikiran sebagian besar masyarakat, ini adalah paradigma yang salah dan harus segera kita hapus. Seperti apa yang digambarkan dalam beberapa sinetron dan film yang berhubungan dengan cinta, cinta identik dengan seks. Adegan seks yang dimaksud disini adalah hubungan lain jenis yang seharusnya dilakukan setelah adanya ikatan pernikahan, mulai dari sentuhan nakal, ciuman hingga hubungan kelamin. Gaya-gaya pergaulan yang meniru-niru budaya barat ini dapat merusak pranata sosialdalam masyarakat dan perlahan-lahan menghilangkan identitas budaya bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai kesopanan dan kesusilaan.

“Seks itu cinta” menggambarkan bahwa seks harus dilandasi oeh rasa cinta. Rasa cinta yang timbul karena rasa ingin memiliki dengan disertai perasaan menjaga, melindungi dan saling memahami. Orang yang mencintai akan menjaga pasangannya dan tidak mungkin melakukan seks pra nikah karena itu akan merugikan dirinya sendiri. Jadi, seks harus dilakukan setelah adanya ikatan resmi pernikahan. Otomatis ini mematahkan pendapat bahwa seks bukan berarti cinta dan seks dapat dilakukan tanpa cinta, karena seks bukanlah hal yang sepele dan cinta adalah karunia Allah yang harus dijaga.

FPR. Surabaya, 8 Juni 2008

0 komentar:

Optimis!!!